BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Negara Indonesia memiliki
bermacam-macam agama dan budaya. Selain itu bangsa Indonesia juga memiliki
begitu banyak kesenian tradisional serta perkumpulan-perkumpulan dari berbagai
suku /kesamaan yang biasanya disebut paguyuban.
Dalam
memberikan praktek pelayanan kebidanan perlu kita lakukan pendekatan
diantaranya pendekatan melalui agama, kesenian tradisi, paguyuban serta dengan
cara-cara lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat menerima bahwa
pelayanan atau informasi yang diberikan petugas bukanlah sesuatu yang tabu.
Dalam memberikan pelayanan
kebidanan seorang bidan tebih bersifat Promotif dan Preventif bukan bersifat
Kuratif, serta mampu menggerakkan Peran Serta Masyarakat dalam upaya sesuai
dengan prinsip-prinsip PHC.
Seorang bidan juga harus memiliki
kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggungjawabnya
dalam menggerakkan PSM khususnya berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu
bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut.
B.TUJUAN
Untuk mengetahui cara-cara pendekatan social budaya dalam praktek kebidanan. Memudahkan petugas kesehatan khususnya bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan, mengingat banyak agama, suku, tradisi yang berbeda sehingga tujuan akhir yaitu Indonesia bersatu. Dan untuk mengetahui pelayanan dalam system banjar.
BAB II : ISI
A. PENDEKATAN DALAM SISTEM PAGUYUBAN
a.
Pengertian
Paguyuban
atau Gemeinschaft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para
warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa
kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih.
Paguyuban
atau Gemeinschaft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para
warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa
kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih ekonomi.
b.
Ciri-ciri Paguyuban
Menurut Ferdinand tones cirri-ciri pokok dari paguyuban antara lain :
1 Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
2 Private : hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja
3 Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja
dan tidak untuk orang lain diluar “kita”.
Menurut Ferdinand tones cirri-ciri pokok dari paguyuban antara lain :
1 Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
2 Private : hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja
3 Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja
dan tidak untuk orang lain diluar “kita”.
Sedangkan
secara umum cirri-ciri paguyuban yaitu :
1.Adanya hubungan perasaan kasih sayang
2.Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
3.Tidak suka menonjolkan diri
4.Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
5.Sifat gotong royong masih kuat
6.Hubungan kekeluargaan masih kental
1.Adanya hubungan perasaan kasih sayang
2.Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
3.Tidak suka menonjolkan diri
4.Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
5.Sifat gotong royong masih kuat
6.Hubungan kekeluargaan masih kental
c.
Tipe Paguyuban
Memiliki tiga tipe yang ada di masyarakat yaitu :
1.Paguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood )
Yaitu paguyuban bedasarkan keturunan contoh kelompok kekeluargaan,keluarga besar
2.Paguyuban karena tempat (gemeinschaft by place )
Yaitu paguyuban yang terdiri dari ornag-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong contohnya arisan,RT,RW,karang taruna,PKK,pos kambling, atau ronda
3.Paguyuban karena jiwa pikiran(gemneinschaft by mind)
Memiliki tiga tipe yang ada di masyarakat yaitu :
1.Paguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood )
Yaitu paguyuban bedasarkan keturunan contoh kelompok kekeluargaan,keluarga besar
2.Paguyuban karena tempat (gemeinschaft by place )
Yaitu paguyuban yang terdiri dari ornag-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong contohnya arisan,RT,RW,karang taruna,PKK,pos kambling, atau ronda
3.Paguyuban karena jiwa pikiran(gemneinschaft by mind)
Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang tidak mempunyai hubungan darah
atau tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan
pikiran yang sama,paguyuban semacam itu tidak sekuat dengan ikatan paguyuban
berdasarkan keturunan.contohnya organisasi.
d.
Pembahasan pelayanan kebidanan dengan pendekatan
Paguyuban
Dalam
rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan
pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga
kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai
upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar
pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di
puskesmas puskesmas.
B. PENDEKATAN DALAM SISTEM BANJAR DI BALI
a. Pengertian
Di
samping kelompok-kelompok kerabat patrilineal yang mengikat orang Bali
berdasarkan atas prinsip keturunan. Ada pula bentuk kesatuan-kesatuan social
yang didasarkan atas kesatuan wilayah, ialah desa.
Kesatuan-kesatuan
social serupa itu kesatuan yang diperkuat oleh kesatuan adat dan
upacara-upacara keagamaan yang keramat. Pada umumnya tampak beberapa perbedaan
antara desa adat di pegunungan dan desa adat di tanah datar. Desa-desa adat
dipegununggan biasanya sifatnya lebih kecil dan keanggotaannya terbatas pada
orang asli yang lahir didesa itu juga.
Sesudah
kawin, orang itu langsung menjadi warga desa adat (karma desa) dan mendapat
tempat duduk yang khas dib alai desa yang disebut bale agung, dan berhak
mengikuti rapat-rapat desa yang diadakan secara teratur pada hari-hari yang
tetap. Desa-desa adat di tanah datar. Desa-desa adat di pegunungan biasanya
sifatnya lebih kecil dan keanggotaannya terbatas pada orang asli yang lahir
didesa itu juga.
Sesudah
kawin, orang itu langsung menjadi warga desa adat (krama desa ) dan mendapat
tempat duduk yang khas di balai desa yang disebut bale agung, dan berhak
mengikuti rapat-rapat desa yang diadakan secara teratur pada hari-hari tatap.
Desa-desa adat di tanah datar biasanya sifatnya besar dan meliputi daerah yang
tersebar luas. Demikian sering terdapat differensisasi kedalam
kesatuan-kesatuan adat yang khusus didalamnya, yang disebut banjar.
Sifat keanggotaan banjar tidak tertutup dan terbatas kepada orang-orang asli
yang lahir di dalam banjar itu juga.
Demikian
kalau ada orang-orang dari wilayah-wilayah lain atau yang lahir di banajar
lain, yang kebetulan tingal di sekitar wilayah banjar yang bersangkutan, mau
menjadi warga, hal itu bisa saja. Pusat dari banjar adalajh bale banjar dimana
para warga banjar saling bertemu dan berapat pada hari-hari yang tetap.
Banjar
di kepalai oleh seorang kepala yang disebut kelian banjar (kliang). Ia pilih
untuk suatu masa jabatan yang tertentu oleh warga banjar. Tugasnya tidak hanya
menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dari banjar sbagai
satu komuniti, tetepi juga lapangan kehidupan keagamaan. Kecuali itu, ia sering
kali harus juga memecahkan hal-hal yang menyangkut hukum adat tanah dan
dianggap ahli dalam adat banjar pada umumnya.
Adapun
soal-soal yang bersngkutan dengan irigasi dan pertanian. Biasanya berada diluar
wewenangnya. Hal itu adalah wewenang organisasi irigasi subak, yang telah
tersebut diatas. Walaupun demikian, di
dalam rangka tugas administratif: dimana ia bertanggung jawab kepada pemerintah
di atasnya, ia bahkan tak dapat melepaskan diri sama sekali dari soal-soal
irigasi danp pertanian di banjarnya. Disamping mengurus persoalan ibadat, baik
mengenai banjar sendiri, maupun warga banjar, klian banjarjuga mengurus
hala-hal yang sifatnya administratif pemerintahan.
b. Cara-cara pendekatan bidan di dalam wilayah banjar Bali
Cara-cara
pendekatan bidan di dalam wilayah banjar Bali, diantranya :
a.Mengerakan dan membina peran serta masyarakat. Dalam bidang kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan permasalahankeehatan setempat.
b.Pemerintah menjalankan nya denagn cara menerapkan PosKesDes (Pos Kesehatan Desa), yang ditujukan kepada seluruh masyarakat, yang terjangkau sampai kedaerah pedalaman.
c.Penyuluhan kesehatan masyarakat dimaksudkan dapat menghasilkan perubahan perilaku yang lestari untuk keluarganya, individu keluarga dan masyarakat itu sendiri.
d.Penyuluhan kesehatan masyarakat dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
e.Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader termasuk dukun, (peran bidan sebagai pendidik ). Bersama kelompok dan masyarakat menanggulangi maslah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu , anak dan KB.
a.Mengerakan dan membina peran serta masyarakat. Dalam bidang kesehatan, dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan permasalahankeehatan setempat.
b.Pemerintah menjalankan nya denagn cara menerapkan PosKesDes (Pos Kesehatan Desa), yang ditujukan kepada seluruh masyarakat, yang terjangkau sampai kedaerah pedalaman.
c.Penyuluhan kesehatan masyarakat dimaksudkan dapat menghasilkan perubahan perilaku yang lestari untuk keluarganya, individu keluarga dan masyarakat itu sendiri.
d.Penyuluhan kesehatan masyarakat dimaksudkan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
e.Membina dan memberikan bimbingan teknis kepada kader termasuk dukun, (peran bidan sebagai pendidik ). Bersama kelompok dan masyarakat menanggulangi maslah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu , anak dan KB.
C. PENDEKATAN DALAM
SISTEM PESANTREN
a. Pengertian
Pondok
pesantren adalah lembaga Pendidikan Islam yang menggembangkan fungsi pedalaman
agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia.
b. Tujuan dan sasaran pondok pesantren.
Bidan harus
memiliki keterampilan professional agar dapat memberikan pelayanan kebidanan
yang bermutu untuk memenuhi tuntutan kebutuhan rasional, agar bidan dapat
menjalankan peran fungsiya dengan baik maka perlu adanya pendekatan social
budaya yang dapat menjembati pelayanan pasien. Tercapainya pelayanan kebidanan
yang optimal, perlu adanya tenaga bidan yang professional dan dapat diandalkan
dalam memberikan pelayanan kebidanan berdasarkan kaidah-kaidah profesi, antara
lain memiliki pengetahuan yang kuat, menggunakan pendekatan asuhan kebidanan.
Bidan dapat menunjukan otonominya dan akuntabilitas profesi melalui pendekatan
sosial dan budaya yang kuat. Bentuk-bentuk pendekatan yang dapat digunakan oleh
bidan dalam pelayanan kesehatan sebagai berikut :
a.pendekatam
sosial
b.survai mawas diri
c.musyawarah masyarakat pondok pesantren
d.pelatihan
e.pelaksanaan kegiatan
f.pembinaan
b.survai mawas diri
c.musyawarah masyarakat pondok pesantren
d.pelatihan
e.pelaksanaan kegiatan
f.pembinaan
Pondok
pesantren adalah lembaga pendidikan islam yang mengembangkan fungsi pendalaman
agama, kemasyarakatan dan penyiapan sumber daya manusia. Melalui pedidikan
agama, pendidikan formal, pendidikan kesenian.
Tujuan umum : tercapainya
pengembangan dan pemantapan kemandirian pondok pesantren dan masyrakat sekitar
dalam bidang kesehatan.
Tujuan khusus : tercapainya
pengertian positif pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya tentang norma
hidup sehat, meningkatkan peran serta pondok pesantren dalam menyelenggarakan
upaya kesehatan, terwujudnya keteladanan hidup sehat di lingkungan pondok
pesantren.
c. Pembahasan
pelayanan kebidanan dalam pendekatan melalui pesantren
Kebidanan sendiri merupakan bagian
integral dari sistim kesehatan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang
menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan
pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses
fisiologi normal dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus
mungkin berkomplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa
timbul kemudian. Fungsi kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan ibu dan
janin/ bayinya, bermitra dengan perempuan, menghormati martabat dan
memberdayakan segala potensi yang ada padanya, termasuk proses penjaminan
kesehatan ibu danbayinya serta untuk menghindari kasus gizi buruk bagi bayi.
Kemudian praktek kebidanan adalah
asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada perempuan yang
menyangkut prosesreproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya, masa antara
dalam lingkuppraktek kebidanan juga termasuk pendidikan kesehatan dalam hal
prosesreproduksi untuk keluarga dan komunitasnya.
Praktek kebidanan berdasarkan prinsip
kemitraan dengan perempuan, bersifat holistik dan menyatukannya dengan
pemahaman akan pengaruhsosial, emosional, budaya, spiritual, psikologi dan
fisik dari pengalaman reproduksinya.
Praktek kebidanan bertujuan menurunkan
/ menekan mortalitasdan morbilitas ibu dan bayi yang berdasarkan ilmu-ilmu
kebidanan, kesehatan,medis dan sosial untuk memelihara, meningkatkan dan
melindungi kesehatan ibudan janin / bayinya.
salam kenal dan silaturrahim....
BalasHapushttp://www.alhida.com
terimaksih.......